Apa yang harus saya tulis?
Kutipan di atas adalah kalimat yang biasa saya tulis ketika tidak tahu harus menulis apa. Sudah sekian lama saya tidak memutakhirkan isi blog ini. Padahal blog ini adalah Teknoplasma sekaligus Malsasa.tk saya. Total postingnya saja 100, angka yang besar bagi saya. Namun saya lama membengkalainya karena sibuk dengan kerjaan lain. Saya tersibukkan dengan blog-blog baru saya baik yang tujuannya komersil maupun murni komunitas. Ada juga satu kesibukan lain. Namun saya tetap ingin mengisi blog ini. Karena blog ini catatan Linux saya.
Apa yang diisi? Saya ingin menuliskan apa yang mengusik saya saja. Baru-baru ini saya mulai tertarik dengan yang namanya memutakhirkan berita. Entah dari omgubuntu, ubuntuvibes, atau lainnya. Hal-hal yang menarik perhatian saya adalah:
1. GNOME 3
2. Unity
3. Kontroversi di antara keduanya.
4. Modem USB
5. Pemrograman GUI
6. Seluk beluk Ubuntu
Hal ini dikarenakan adanya koneksi internet yang sangat cepat dan gratis. Saya jadi bisa lebih sering menggapai berita Linux. Menarik sekali bagi saya. Saya senang. Padahal dulu tidak karena belum ada internet.
Yang ingin saya tuliskan adalah banyaknya hal baru di dunia Linux terjadi. Mulai dari desktop environment baru, aplikasi baru, intrik baru (misal: isu Ubuntu Tweak), Ubuntu versi baru, ide-ide baru, tema Gnome Shell baru, dan lain-lain. Ah, menyenangkan. Saya akan mulai tuliskan hal-hal yang menarik saya selama meninggalkan blog ini.
Tentang Unity dan GNOME 3
Saya sangat tertarik dengan Graphical User Interface. Saya suka desktop environment. Sebelumnya saya menyukai KDE dan masih mantap dengannya. Hal baru yang sangat mengejutkan saya adalah tombol Win berfungsi total di Unity dan GNOME 3. Ini mungkin kecil tapi bagi saya perubahan besar! Saya paham hacker sana pasti mudah memfungsikan Win untuk Menu, tapi pertanyaan saya: “kok nggak dari dulu” gitu lho :) Kok ya baru sekarang Gnome/Unity bisa Win? :) Namun, menariknya, ternyata 2 desktop environment baru ini dicerca banyak penggunanya secara langsung. Wow. Sangat membuat saya kaget. Saya kaget karena Linux user biasanya mengajak Windows user untuk beralih. Sekarang, gantian Linux yang berubah tampilan sedikit, eh reaksinya sama persis dengan Windows user. Ah, ternyata sama saja :) Menarik sekali.
Tentang Ubuntu Tweak
Pengembang mengumumkan berhenti mengembangkan Ubuntu Tweak selamanya. Namun tiga hari berikutnya, dia membatalkannya. Dia katakan berubah pikiran. Ubuntu Tweak akan tetap dikembangkan. Lalu esoknya, Ubuntu Tweak versi berikutnya keluar. Hahaha, lucu sekali. Tapi menariknya, bacalah pada pengumuman pemberhentian pengembangan. Betapa ratusan pengguna menyayangkan pengembang memutuskan berhenti. Sekian manusia merasa kehilangan. Di web-web lain malah dibuat semacam berita duka. Banyak yang meminta pengembang berubah pikiran. Beberapa yang menyatakan memaklumi keputusan pengembang, termasuk saya. Apa ini? Bagi saya maknanya demikian. Alangkah Graphical User Interface, alangkah simplicity, alangkah all-in-one concept itu, paling dibutuhkan pengguna. Mirip pengguna Windows, bukan? Menarik sekali. Sungguh, saya terkejut melihat komentar bersedia membayar untuk Ubuntu Tweak andai dikomersialkan (menunjukkan absolut butuhnya pengguna akan simplicity). Wow. Ini karena Ubuntu Tweak adalah tool yang menyederhanakan segala pengaturan Ubuntu. Bayangkan kalau semua pengaturan Terminal, diganti dengan click-n-run saja. Enak sekali, bukan? Itulah yang ditawarkan oleh Ubuntu Tweak. Ini salah satu kisah unik dunia open source. Menariknya, saya jadi sangat terinspirasi kisah mengharukan Ubuntu Tweak ini.
Tentang Cinnamon dan Mate
Mengapa saya bedakan dengan GNOME 3? Karena dua hal ini adalah inovasi baru. Unity dan GNOME 3 meski baru, tapi banyak dibenci pengguna lamanya. Namun MATE dan Cinnamon, dua inovasi dari satu pengembang Linux Mint. Inovatif! Sangat menarik perhatian saya. Sebelumnya saya tidak paham apa itu Mate. Tapi setelah mencari penjelasan, saya akhirnya simpulkan Mate = GNOME 2. Ia sebetulnya GNOME 2 yang diganti namanya saja. Sedangkan Cinnamon, ia adalah makhluk baru. Diciptakan dari GNOME 3 tapi diubah ulang seluruh tampilannya menyerupai Windows. Tapi wow, keren punya si Cinnamon ini. Pantas banyak orang langsung suka Cinnamon saat kontroversi Unity/GNOME 3 berlangsung. Saya sih tak terpengaruh, tapi saya juga suka Cinnamon :) Menariknya, siapa yang mampu menyajikan antarmuka paling sederhana, dia yang menang.
Tentang GNOME Shell Theme
Istimewa, nih. Saya tak ada masalah dengan GNOME 3. Ia masih nangkring di pilihan desktop saya. Aneh, banyak pengguna GNOME lama bahkan yang sudah level tinggi sekalipun, membencinya. Aneh sekali. Namun untuk saya, melihat betapa indah presentasi GNOME Shell Theme, serta setelah temanya diinstal betulan, saya sangat terinspirasi. Malah Dreambox saya dibuat gara-gara terkesima presentasi GNOME Shell Theme itu. Menariknya, ide baru muncul darinya. Ide marketing. Mulai merambah daerah yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya. Wow. Perubahan yang sangat menarik bagi saya dari dunia Linux.
bersambung…