Cara Membuat Blog Linux


Bismillahirrahmanirrahim.

Jika Anda berencana membuat blog bertema Linux dalam Bahasa Indonesia, maka berikut saran topik spesifik apa yang bisa Anda ambil.

  1. Libreoffice
  2. Wine
  3. Ubuntu Offline
  4. Web development
  5. Pemrograman
  6. Mikrokontroler
  7. Remastering

Kenapa Libreoffice?

Karena ini program yang paling diperlukan semua pengguna Linux di Indonesia. Berfokus pada program ini mengakibatkan semua orang terbantu dan Anda pun bisa memasang iklan (karena banyaknya yang butuh).

Kenapa Wine?

Karena ini program yang dibutuhkan oleh semua pengguna Linux pemula, yang sedang melakukan transisi. Kalau Anda cerdas, jangan cela mereka untuk memakai Wine. Bimbing mereka dengan tulisan Anda sedikit demi sedikit. Beri mereka panduan instalasi aplikasi Windows yang legal dengan Wine, misalnya aplikasi pengingat shalat atau apa saja. Beri pengajaran dalam tulisan Anda yang berasal dari kebaikan nurani Anda, agar pembaca tidak melakukan pembajakan software sekecil apa pun. Blog bertopik Wine adalah sarana paling mujarab untuk mendidik masyarakat mengenai legalitas dengan langkah yang paling mudah.

Kenapa Ubuntu Offline?

Karena seluruh pengguna pemula di Indonesia pada umumnya bermasalah dengan internet sedangkan Linux mutlak membutuhkan internet. Inilah sebabnya teman/masyarakat Anda di Indonesia tidak mau memakai Linux walau sudah semudah sekarang. Maka sudah tanggung jawab kita untuk mengajarkan cara-cara instalasi aplikasi yang offline semacam apt-id, alldeb, isideb (ketiganya dari FUI), atau dari Keryx, Cube, apt-web (still the best), bahkan pakai perintah biasa sudo apt-get –print-uris –yes install namapaket | grep ^\’ | cut -d\’ -f2 > mydownload.txt. Berapa banyak sih, newbie yang tahu cara-cara itu? Sedikit sekali, bukan? Oleh karena itu, jika Anda berilmu, maka ajarkanlah. Blog semacam ini akan laris apalagi jika Anda mampu mempromosikannya di setiap pertanyaan soal instalasi offline, di fesbuk atau tuiter.

Kenapa Web Development?

Ya karena Dreamweaver. Jujur bahwa masyarakat yang masih bergelimang bajakan seperti masyarakat kita ini, sukanya Dreamweaver. Mereka belum mengerti kalau Dreamweaver itu barang dagangan, barang mahal, harus dibeli sebelum dipakai. Belum mengerti. Ditambah lagi keluguan mereka bahwa web/webapp itu bisa dibikin tanpa preview langsung dengan memanfaatkan browser saja (walau sedikit repot). Oleh karena itu, jika Anda pengguna Aptana/Eclipse/Gedit/Geany/Kate yang punya ilmu webdev, bisa membuat web tanpa Dreamweaver dengan fitur preview dia, ajarkanlah dengan fokus pada aplikasi Anda. Fokus di sini maknanya Anda membuat web dengan aplikasi itu, mengambil skrinsot di Linux (jangan Windows), dan men-deploy di Linux juga. Tampakkan skrinsotnya agar orang itu PEDE menggunakan aplikasi Linux. Buat judul blog yang informatif semacam linuxwebdev. Saingi hasil pencarian Google yang masiih saja menayangkan webdev berbasis Windows.

Kenapa Pemrograman?

Ya, kenapa? Dan kenapa beda dengan web development? Jawabannya terletak pada IDE-nya. Yang diharap paling pertama dari blog webdev Anda adalah review mengenai apa saja IDE yang dapat dipakai di Linux soal webdev (banyak skrinsot, dan semua skrinsot diambil di Linux). Ini pijakan awal orang yang baru bermigrasi, tidak dapat diremehkan. Hal ini juga berlaku untuk pemrograman. Pemrograman yang dimaksudkan di sini adalah yang selain web, yakni destop, server, dan mobile. Tunjukkan bahwa aplikasi IDE di Linux itu sangat powerful untuk memrogram dan dapat menggantikan seratus persen Microsoft Visual Studio (dkk.) di Windows. Kalau Anda memakai Qt Creator/KDevelop/Kate/Vim/Komodo Edit/yang lain di Linux, maka tulislah sebisa Anda sebagus mungkin. Bikin tulisan-tulisan yang fokus pada salah satu IDE dengan konsisten memuat skrinsot-skrinsotnya. Buat agar pembaca PEDE menggunakan aplikasi IDE di Linux. Banjiri Google dengan kata kunci pemrograman Linux Anda. Ini akan sangat menarik jika satu teman menulis blog webdev dengan Geany sedangkan Anda menulis blog pemrograman dengan Geany juga. Orang akang berpikir bahwa bagus sekali aplikasi Linux bernama Geany itu, bisa dipakai ini dan itu. Hasilnya bagus pula. Itu yang diharapkan.

Kenapa Mikrokontroler?

Karena AVR Studio dan AtmelStudio tidak dibuat untuk Linux. Karena ISIS dan Multisim tidak dibuat untuk Linux (dan kalau dibuat, pasti mahal harganya). Karena seluruh tutorial pemrograman mikrokontroler di Google pasti berbasis Windows. Mulai penulisan kode, kompilasi, sampai pembakaran HEX, semuanya dilakukan di Windows. Ini membuat orang tidak PEDE.

Kenapa Remastering?

Ya karena inilah permintaan paling banyak keluar dari kalangan pemula yang sekolah. Guru-guru mereka memberi tugas remastering. Jika Anda konsisten menulis catatan remastering Anda dalam satu blog, maka itu akan jadi referensi besar bagi mereka. Dan Anda pun berhak memasukkan iklan ke blog Anda.

Dan kenapa tidak modem dan desain grafis?

Karena saya sudah membuatnya.

Apakah membuat blog itu sulit?

Tidak. Jika Anda merasa kesulitan menulis (karena menganggapnya bukan bakat Anda), coba tulis saja sederhana. Sederhanaa sekali. Tulis apa yang Anda lakukan sehingga suatu masalah bisa terselesaikan. Justru di sini subjektivitas berperan sangat penting. Tanpanya Anda pasti tidak berani menulis. Ingat, seluruh tutorial Linux yang beredar di internet itu subjektif (yang objektif namanya paper dan benchmark). Contohnya saya:

ternyata untuk mencari isi forum ubuntu indonesia dengan google mudah sekali, cukup ketik belajar ubuntu site:ubuntu-indonesia.com maka akan keluar hasil HANYA dari forum ubuntu indonesia

Di mana saya bisa membuat blog?

WordPress.com adalah pilihan nomor satu saya, terlebih agar saya bisa memperoleh notifikasi instan di dasbor setelah Anda membalas komentar saya. Kalau ingin blog Anda bisa dipasangi iklan, buat di blogspot.com.

Penutup

Semoga tulisan ini bermanfaat.

21 thoughts on “Cara Membuat Blog Linux

  1. Sendy Aditya

    Di Indonesia ini makin banyak generasi Dreamweaver.. Harusnya pengajar, instansi, atau apalah namanya, mengenalkan Dreamweaver itu pada pemrograman web tingkat lanjut..

    Kalau penggunaan Dreamweaver pada pemrograman web tingkat dasar, akan membentuk orang-orang serba instan, bikin UI pengen instant, pengen langsung jadi dan bisa langsung dilihat..

    Saya sendiri dulu pakai Dreamweaver saat belajar dasar web, dan lebih sering menggunakan layar code daripada designer, masuk ke designer kalau lupa tag saja..

    Sekarang sih lebih sering nangkring di Sublime Text 3 walau unregistered karena belum mampu beli lisensi.. Tapi ini sih seninya belajar coding pemrograman.. :D

    Balas
    1. Ade Malsasa Akbar Penulis Tulisan

      Terima kasih, Kang. Jarang orang bisa memberi komentar yang berbobot. Salah satunya akang. Kalau saya pribadi, jujur belum pernah coba Dreamweaver. Namun saya termasuk yang berharap suatu hari kelak muncul Dreamweaver for Linux.

      Balas
  2. ndundupan

    Setahuku di wordpress sekarang sudah bisa dipasangi iklan, coba pakai wordads kalau gak salah. khusus buat platform wordpress.com :D. Tapi apakah harus domain TLD saya kurang tahu

    Balas
  3. Ping balik: Kumpulan Tulisan Saya Tentang Menulis Artikel Linux | RESTAVA

  4. summon agus

    sampai saat ini saya masih berkecimpung di dunia blogger, saya sebenarnya ingin sekali untuk naik tingkat seperti halnya wordpress… namun jujur karena terkendala pemahaman script php, jadi saya masih seperti anak yang belajar merangkak…

    tp saya yakin itulah sebuah proses untuk menuju tahu dan bisa..

    Balas

Dilarang menggunakan emotikon